Kamis, 10 Oktober 2013

ARTIKEL : INFEKSI NIFAS

  1. Infeksi Nifas
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 39 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.
Etiologi
Bermacam-macam jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan, seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh), dan endogen (dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50%  adalah streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir.
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah:
  • Streptococcus haemoliticus aerobik
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan penolong, dan sebagainya.
  • Staphylococcus aureus
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.
  • Escherichia coli
 Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas.
  • Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.
 Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk :
Infeksi Lokal :
1)      Pembengkakan luka episiotomi.
2)      Terjadi penanahan.
3)      Perubahan warna lokal.
4)      Pengeluaran lochia bercampur nanah.
5)      Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
6)      Temperatur badan dapat meningkat.
Infeksi General :
1)      Tampak sakit dan lemah.
2)      Temperatur meningkat diatas 39 oC.
3)      Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
4)      Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
5)      Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
6)      Terjadi gangguan involusi uterus.
7)      Lochia : berbau, bernanah serta kotor.
Cara Terjadinya Infeksi
  1. Manipulasi penolong yang tidak suci hama, atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang dapat membawa bakteri yang sudah ada ke dalam rongga rahim.
  2. Alat-alat yang tidak suci hama.
  3. Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari hidung, tenggorokan dari penolong dan pembantunya atau orang lain.
      Karena itu penolong dan petugas kamar bersalin dan kamar operasi diharuskan memakai penutup mulut dan hidung (masker).
  • Infeksi rumah sakit (hospital infection)
Dalam rumah sakit banyak sekali banyak kuman-kuman patogen berasal dari penderita-penderita di seluruh rumah sakit.
Kuman-kuman ini terbawa oleh udara air, alat-alat, dan benda-benda rumah sakit yang sering dipakai para penderita (handuk, kain-kain lainnya).
  1. Koitus pada akhir kehamilan sebenarnya tidak begitu berbahaya, kecuali bila ketuban sudah pecah.
  2. Infeksi intrapartum, sering dijumpai pada partus lama, partus terlantar, ketuban pecah lama, terlalu sering pemeriksaan dalam. Gejalanya adalah demam, dehidrasi, lekositosis, takikardi, denyut jantung janin naik, dan air ketuban berbau serta berwarna keruh kehijauan. Dapat terjadi amniotis, koriontis, dan bila berlanjut dapat terjadi infeksi janin dan infeksi umum.
  • Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
  1. Partus lama, partus terlantar, dan ketuban pecah lama.
  2. Tindakan obstetri operatif baik pervaginam maupun perabdominal.
  3. Tertinggalnya sisa-sisa uri, selaput ketuban dan bekuan darah dalam rongga rahim.
  4. Keadaan-keadaan yang menurunkan daya tahan seperti perdarahan, kelelahan, malnutrisi, preeklamsi, eklamsi dan penyakit ibu lainnya (jantung, tuberkulosis paru, pneumonia dan lain-lain).
  • Klasifikasi
  1. Infeksi terbatas lokasinya pada perineum, vulva, serviks dan endometrium.
  2. Infeksi yang menyebar ke tempat lain melalui : pembuluh darah vena, pembuluh limfe dan endometrium.
  1. Infeksi yang Terlokalisir di Jalan Lahir
       Biasanya terdapat pada tempat-tempat perlukaan jalan lahir karena tindakan persalinan dan pada bekas insersi plasenta.
  • Vulvitis : luka bekas episiotomi atau robekan perineum yang kena infeksi.
  • Vaginitis : luka karena tindakan persalinan terinfeksi.
  • Servisitis : infeksi pada serviks agak dalam dapat menjalar ke ligamentum latum dan parametrium.
  • Endometritis : infeksi terjadi pada tempat insersi plasenta dan dalam waktu singkat dapat mengenai seluruh endometrium. Kalau tidak diobati dapat menjalar keseluruh tubuh (septikemia). Ibu demam, lokia berbau, dan involusi tidak sempurna (sub-involusi).
  • Septikemia dan Piemia
      Septikemia adalah keadaan di mana kuman-kuman dan atau toksiknya langsung masuk ke dalam  peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.
      Piemia dimulai dengan tromboflebitis vena daerah perlukaan yang lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil, dibawa oleh peredaran darah umum dan terjadilah infeksi dan abses pada organ-organ tubuh yang di hinggapinya (paru-paru, ginjal, jantung, otak dan sebagainya).
Gambaran klinis dan diagnosis
  • Baik septikemia maupun piemia adalah penyakit berat. Gejala septikemia lebih akut dari piemia, ibu kelihataan sakit dan lemah, suhu badan naik 39-40oC, keadaan umum jelek, menggigil, nadi cepat 140-160 kali permenit atau lebih, tekanan darah turun bila keadaan umum memburuk, sesak nafas, kesadaran menurun, gelisah.
  •  Pada piemia, dimulai dengan rasa sakit pada daerah tromboflebitis tidak lama postpartum, dan setelah ada penyebaran trombus terjadi gejala umum seperti diatas.
  • Pada pemeriksaan laboratorium terdapat lekositas, pada kultur darah di jumpai kuman-kuman yang patogen.
  • Prognosis
            Septikemia dan piemia adalah infeksi berat dengan angka kematian yang tinggi, apalagi bila diikuti oleh peritonotis umum. Kadang-kadang walaupun dengan pemberian antibiotik dan upaya yang cukup kematian ibu tidak terhindarkan.
  • Parametritis ( Selulitis Pelvika )
      Parametritis adalah infeksi jaringan ikat pelvis yang dapat terjadi melalui beberapa jalan :
  1. Dari servisitis atau endometritis yang tersebar melalui pembuluh limfe.
  2. Langsung meluas dari servisitis ke dasar ligamentum sampai ke parametrium.
  3. Atau sekunder dari tromboflebitis.
  • Salfingitis ( Salfingo- ooforitis )
      Salfingitis adalah peradangan dari adneksa. Terdiri dari salfingitis akut dan kronik. Diagnosis dan gejala klinis hampir sama dengan parametritis. Bila infeksi berlanjut dapat terjadi piosalfing.
Pencegahan Infeksi Nifas
  • Masa kehamilan
                  Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan, serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita oleh ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasiyang perlu. Begitu pula pada koitus ibu hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan di lakukan hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
  •  Masa persalinan
  1. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
  2. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
  3. Jagalah sterilitas kamar bersalian dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama.
  4. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
  5.  Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.
  • Masa nifas
  1. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
  2. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya di isolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu yang sehat.
  3. Tamu yang berkunjung harus dibatasi.
 Kelainan pada Rahim
  • Sub-involusi uterus
      Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik disebut sub-involusi.
      Faktor-faktor penyebab, antara lain adalah infeksi (endometritis), sisa uri mioma uteri, bekuan-bekuan darah dan sebagainya.
      Pada palpasi uterus teraba masih besar, fundus masih tinggi, lokia masih banyak, dan berbau dan terjadi perdarahan.
      Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hariditambah dengan ergometrin peroral.. bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan antibiotik sebagai pelindung infeksi.
  • Pendarahan masa nifas sekunder ( Late Puerpural Haemorhage )
Adalah pendarahan yang terjadi setelah lebih dari 24 jam postpartum, dan biasanya terjadi pada minggu kedua nifas. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, mioma uteri dan kelainan uterus.
 Kelainan Lain Dalam Nifas
  • Flegmasia Alba Dolens
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :
  1. Terjadi pembengkakan pada tungkai.
  2. Berwarna putih.
  3. Terasa sangat nyeri.
  4. Tampak bendungan pembuluh darah.
  5. Temperatur badan dapat meningkat.
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu daerah yang terkena diistirahatkan, kaki ditinggikan dan diberikan obat-obatan seperti tablet asam asetilsalisilat dan antibiotika.
  •  Nekrosis Hipofisis Lobus Anterior Postpartum
Sindrom sheehan atau nekrosis lobus depan dari hipofisis karena syok akibat perdarahan persalinan. Hipofisis akut berinvolusi setelah persalinan. Karena syok akibat perdarahan yang hebat, pada hipofisis terjadilah nekrosispada pars anterior.
Gejala timbul postpartum : amenorea dan insufiensi hormon pars anterior hipofisis.
 Kelainan pada Payudara
  • Bendungan ASI
Disebabkan oleh pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.
Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan-kelainan. Bila terjadi juga berikan terapi simtomatis untuk sakitnya (analgetika), sebelum menyusukan pengurutan dahulu atau dipompa sehingga sumbatan hilang.
  •  Mastitis dan Abses Mamae
Adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman, terutama staphylococcus aureus melalui luka pada putting susu, atau melalui peredaran darah
Mastitis yang tidak segera diobati akan menyababkan abses payudara yang bisa pecah ke permukaan kulit dan menimbulkan borok yang besar. Keluhannya adalah payudara membesar, keras, nyeri kulit memerah, dan membisul ( abses ), dan akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur dengan air susu.
Penanganan :
  1. Bila terjadi mastitis pada payudara yang sakit penyusuan bayi dihentikan.
  2. Bila terjadi abses lakukan insisi radial sejajar dengan jalan duktus laktiferus. Pasang pipa ( drain ) untuk mngeringkan nanah.
  3. Lokal dilakukan kompres dan pengurutan ringan dan penyokong payudara, bila panas dan nyeri berikan obat-obatan anti panasdan analgetika.
  4. Antibiotik jenis penisillin dengan dosis tinggi dapat membantu.
  •  Galaktokel ( galactocele )
Air susu membeku dan terkumpul pada suatu bagian payudara menyerupai tumor kistik. Terjadi karena sumbatan air susu. Hanya dengan pengurutan dan tekanan ketat pada payudara dapat hilang sendirinya.
 Keadaan abnormal pada psikologis
  • Psikologi Pada Masa Nifas
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah melahirkan.
Pada 0 – 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada siang hari dan sulit tidur dimalam hari.
Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul, biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.
Pada 1 – 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal.
DAFTAR PUSTAKA
 Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta EGC.
YBPSP. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : YBPSP.

ARTIKEL : TANDA - TANDA PERSALINAN SUDAH DEKAT

TANDA - TANDA PERSALINAN SUDAH DEKAT
 
Secara medis, persalinan diartikan sebagai suatu proses untuk mendorong (dikenal juga dengan istilah ekspulsi) janin dari dalam rahim ibu yang secara normal melalui jalan vagina. Proses ini akan berlangsung di titik dimana rahim tak bisa membesar lagi dan bayi di dalamnya sudah cukup matang untuk bisa bertahan hidup di lingkungan luar rahim ibu. Kondisi ini biasanya disertai tanda-tanda persalinan. Jika tanda tersebut telah muncul berarti bayi telah siap untuk lahir ke dunia. Apa saja tanda-tanda tersebut?

Tanda-tanda persalinan sudah dekat bisa saja muncul beberapa hari sebelum kelahiran. Dan dalam kondisi tertentu, terkadang juga muncul berminggu-minggu sebelum kelahiran. Banyak calon ibu yang terkecoh dengan tanda tersebut sampai akhirnya memutuskan ke rumah sakit padahal belum waktunya untuk bersalin. Karena itu, penting untuk memahami tanda-tanda kehamilan. Secara umum, signal persalinan semakin dekat ada 3, yakni terjadinya pembukaan mulut rahim, pecahnya air ketuban dan terjadinya kontraksi secara teratur.

Tanda pertama adalah terjadinya pembukaan mulut rahim. Pembukaan ini terjadi dengan keluarnya semacam lendir atau disebut juga dengan mucus. Warnanya biasanya kemerahan dan terkadang juga kecoklatan. Tekstur lendir tersebut sama seperti ingus yang sangat kental. Dalam dunia medis, lendir tersebut dikenal dengan istilah bloody show karena memang bercampur dengan darah. Lendir tersebut merupakan penyumbat mulut rahim. Dengan lepasnya lendir berarti rahim telah terbuka. 
Pada kehamilan pertama kalinya, pembukaan ini biasanya disertai dengan rasa nyeri pada bagian perut. Sementara itu pada kehamilan selanjutnya, rasa nyeri tersebut sudah tidak dirasakan lagi. Nyeri tersebut sesungguhnya bersumber dari tekanan panggul saat janin hendak turun ke arah tulang panggul sebagai akibat terbukanya penutup mulut rahim tadi.
Tanda-tanda persalinan lainnya adalah pecahnya air ketuban. Ketuban ini membungkus janin dan di dalamnya terdapat cairan yang berfungsi sebagai bantalan agar janin bisa terlindungi dan juga membuat ia bebas bergerak dan tidak terkena gangguan dari luar. Cairan ketubab secara umum tidak memiliki warna alias bening. Ia juga tidak memiliki bau. Saat ia pecah, cairan tersebut akan mengalir sampai kelahiran. Jika air ketuban telah pecah, ibu segera ke dokter dalam waktu 24 jam. Pecah ketuban ini akan disertai dengan nyeri yang lebih terasa lagi.

Tanda-tanda persalinan makin dekat lainnya adalah terjadinya kontraksi yang teratur atau konsisten. Kontraksi tersebut terjadi pada otot-otot rahim atau myometrium akibat dari peningkatan hormone oksitosin saat persalinan semakin dekat. Kontraksi ini normal dan dibutuhkan untuk mendorong janin keluar dari rahim secara perlahan. Kontraksi akan semakin sering dan durasi waktunya semakin singkat. Kontraksi biasanya dosertao dengan perasaan mulas juga nyeri layaknya kram perut.

ARTIKEL : Kebidanan Komunitas

Kebidanan Komunitas

URAIAN MATERI
I.     ASUHAN ANTENATAL
A.     STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
Terdapat enam standar pelayanan antenatal sebagai sebarikut :
1.      Identifikasi ibu hamil
Tujuan : mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
Yang perlu di ingat :
2.      Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Tujuan : memberikan pelayanan yang berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.
3.      Palpasi Abdominal
Tujuan : mempersiapkan kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin.
4.      Pengelolaan anemia dalam kehamilan
Tujuan : menemukan anemia pada kehamilan secara dini, melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi sebelum persalinan berlangsung.
5.      Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Tujuan : mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan.

6.      Persiapan persalinan
Tujuan : untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.

B.     Standar Alat
Standar alat yang digunakan dalam pelayanan antenatal :
1.      Tempat tidur
2.      Timbangan berat badan
3.      Tensimeter
4.      Stetoskop
5.      Stetoskop laenec
6.      Metlin
7.      Set imunisasi TT

C.     Manamenen Ibu Antenatal
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisir pikiran serta tindakan berdasarkan teori yang ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).

Kebijakan Program :
1.      Satu kali triwulan pertama. Kehamilan sampai dengan 14 minggu
2.      Satu kali pada triwulan kedua. Kehamilan 14-28 minggu
3.      Dua kali pada triwulan ketiga. Kehamilan 28-36 minggu dan sesudah 36 minggu.
Tujuan asuhan antenatal :
1.      Memantau kemajuan kehamilan
2.      Mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
3.      Deteksi dini adanya ketidaknormalan
4.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan selamat
5.      Agar masa nifas normal
6.      Mempersiapkan ibu dan keluarga setelah bayi lahir

Asuhan antenatal yang mungkin tidak bermanfaat bahkan merugikan :
1.      Pembatasan diet untuk eklamsi dan pre eklamsi
2.      Penilaian letak janin sebelum minggu ke 36 minggu
3.      Opname untuk kehamilan kembar
4.      Membatasi kegiatan seksual selama kehamilan
5.      Aspirin untuk mencegah kehamilan
6.      Suplemen calcium untuk mencegah kaki kram
7.      Pemberian diuretika untuk tekanan darah tinggi karena kehamilan

Standar minimal asuhan :
1.      Timbang berat badan
2.      Ukur tekanan darah
3.      Ukur tinggi fundus uteri
4.      Imunisasi TT
5.      Pemberian tablet besi
6.      Test terhadap PMS
7.      Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8.      Dan persiapan persalinan

II.      ASUHAN INTRANATAL
A.     STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
Terdapat empat standar, yaitu :
1.      Standar Persalinan Kala I
TUJUAN :
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi
2.      Persiapan Kala II yang aman
TUJUAN :
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi

3.      Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
TUJUAN :
Membantu secara aktif pengeluaran placenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca salin, memperpendek waktu persalinan kala 3, mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta.
4.      Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi
TUJUAN :
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum

B.     PERSIAPAN BIDAN
Selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi diantaranya cuci tangan, memakai sarung tangan, dan perlengkapan perlindungan pribadi.
1.      Sarung tangan
Sarung tangan DTT atau steril harus dipakai saat pemeriksaan dalam, membantu kelahiran bayi, dll.
2.      Perlengkapan pelindung pribadi
Mengenakan PPD sangat membantu penolong terkontaminasi adanya kemungkinan penyakit menular.


C.     PERSIAPAN RUMAH DAN LINGKUNGAN
Penolong persalinan harus menilai ruangan di mana proses persalinan akan berlangsung. Ruangan harus memiliki sitem pencahayaan, baik melalui jendela, lampu di langit-langit kamar, maupun sumber cahaya lain. Ruangan harus hangat dan terhalang dari tiupan angin secara langsung. Harus tersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan peralatan yang diperlukan selama persalinan.
D.    PERSIAPAN ALAT ATAU BIDAN KIT
Persiapan bidan dalam bidan kit dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Alat-alat untuk cuci tangan
-         Sabun dan tempat sabut                                    1 buah
-         Sikat tangan                                                     1 buah
-         Handuk bersih                                                  1 buah
2.      1 set alat dan perlengkapan pemeriksaan
-         Tensi meter                                                      1 buah
-         Stestoskop                                                       1 buah
-         Thermometer                                                    1 buah
-         Laenec                                                             1 buah
-         Celemek                                                          1 buah
-         Masker dan bag untuk resusitasi bagi                1 buah
-         Tabung oksigen                                                1 buah
-         Timbangan bayi                                                1 buah
-         Pita pengukur                                                   1 buah
-         Bengkok                                                          1 buah
-         Kapas                                                              1 buah
-         Kasa steril                                                        1 buah
-         Spuit 2,5 cc                                                      1-2 buah
-         Spuit 5 cc                                                         1 buah
-         Abocath                                                           1 buah
-         Infuse set                                                          1 buah
-         Haemometer sahli                                             1 buah
-         Masker                                                            1 buah
-         Kaca mata                                                       1 buah
-         Senter                                                              1 buah
-         Klorin                                                              1 buah
3.      1 set alat pertolongan persalinan
-         Bak instumen                                                    1 buah
-         Sarung tangan steril                                           1 pasang
-         Duk steril                                                         1 buah
-         Gunting episiotomi                                            1 buah
-         Gunting tali pusat                                              1 buah
-         ½ kocher                                                         1 buah
-         Kocher                                                            2 buah            
-         Kateter nelaton                                                 1 buah
-         Penghisap lendir                                               1 buah
-         Benang tali pusat                                              2 buah
4.      1 set alat hecting
-         Bak instumen                                                    1 buah
-         Sarung tangan steril                                           1 pasang
-         Duk steril                                                         1 lembar
-         Tampon vagina                                                 1-2 buah
-         Pinset chirurgis                                                 1 buah
-         Pinset anatomis                                                 1 buah
-         Nal voeder                                                       1 buah
-         Jarum otot                                                        1-2 buah
-         Jarum kulit                                                        1 buah
-         Benang jahit                                                     1 buah
5.      Obat-obatan
-         Uterotonika                       :    Metil ergometrin, oksitosin, lidokain
-         Koagulasi                          :    Vit K dan Adona
-         Obat untuk bayi                 :    Meylon 5%, glukosa 40%
-         Cairan                               :    Glukosa 5%, NacL 0,9%
6.      Surat-surat
-         Surat keterangan lahir
-         Partograf
-         Buku catatan dan Balpoint
-         Surat rujukan
E.     PERSIAPAN IBU DAN KELUARGA
1.      Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinannya
2.      Berikan dukungan dan semangat pada ibu dan keluarga
3.      Tenangkan hati ibu
4.      Bantu ibu memilih posisi yang nyaman
5.      Jelaskan cara meneran yang benar saat pembukaan lengkap
6.      Berikan makan dan minum selama proses persalinan
F.      MANAJEMEN IBU INTRAPARTUM
Ø  Definisi : adalah asuhan yang diberikan pada ibu saat awal persalinan sampai dengan kelahiran
Ø  Tujuan : memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu saat awal persalinan sampai dengan kelahiran dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan
Ø  Hasil yang diharapkan : terlaksananya asuhan pada ibu intranatal termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi masalah diagnosa dan masalah potensial, tindakan segera serta merencanakan asuhan.





7 langkah manajemen menurut Helen Varney :
1.      Pengkajian (pengumpulan data dasar)
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu :
-         Riwayat kesehatan
-         Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
-         Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
-         Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi
Komponen-komponen pengkajian dan fisik ini adalah :
a.       Kesehatan secara umum
-         Tanyakan keadaan ibu
b.      Tanda-tanda vital
-         Temperatur/suhu
-         Tekanan darah
-         Nadi
-         Pernafasan
c.       Pemeriksaan abdomen
-         Menentukan tinggi fundus
-         Memantau kontraksi uterus
-         Memantau DJJ
-         Menentukan presentasi
-         Menentukan penurunan bagian bawah janin
d.      Pemeriksaan dalam
-         Nilai portio
-         Nilai pembukaan
-         Nilai ketuban
-         Nilai presentasi
2.      Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan ibu Postpartum
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu postpartum tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu.
3.      Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan. Berdasarkan data yang dikumpulkan, bidan akan memutuskan apakah persalinan ibu normal atau tidak normal.
4.      Identifikasi dan menetapkan tindakan segera
Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama oleh tim kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi pasien.

5.      Membuat Rencana Asuhan
Merencanakan asuhan yang menyeluruhj yang rasional sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya. Rencana asuhan untuk ibu yang normal meliputi :
-         Menghadiri orang yang dianggap penting oleh ibu
-         Mengatur aktivitas dan posisi ibu
-         Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
-         Menjaga privacy ibu
-         Penjelasan tentang kemajuan persalinan
-         Menjaga kebersihan diri
-         Mengatasi rasa panas
-         Massase
-         Pemberian cukup minum
-         Mempertahankan kandung kemih tetap kosong
6.      Implementasi Asuhan
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman. Penting sekali untuk melibatkan seluruh keluarga dalam melaksanakan rencana asuhan.
7.      Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.
ASKEB IBU POSTPARTUM DI RUMAH
Masa postpartum menurut Rustam Mochtar adalah masa pulih kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil yang lamanya 6-8 minggu. Definisi lain masa postpartum adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Menurut Hanifa Wiknjosastro, masa postpartum adalah dimulai  setelah persalinan selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
Bidan juga mengajarkan tentang perawatan payudara dan teknik menyusui. Bidan juga memberi informasi tentang aktivitas, istirahat, latihan, makanan, cairan, perawatan kulit, hubungan seksual, fisiologi pascapartum, pelayanan kesehatan ibu, tanda-tanda bahaya dan kunjungan ulang 6 minggu pascapartum.
Tanda-tanda fisik postpartum yang berbahaya :
1.      Demam dengan atau tanpa menggigil
2.      Bau rabas vagina yang tidak enak atau mengiritasi
3.      Lokia atau rabas vagina keluar secara berlebihan
4.      Lokia kembali berwarna terang setelah sebelumnya berwarna merah karat
5.      Daerah tungkai bawah membengkak, nyeri, kemerahan, atau panas jika disentuh
6.      Pembengkakan yang terlokalisasi atau rasa nyeri, panas di payudara
7.      Suatu sensasi terbakar selama berkemih atau tidak dapat berkemih
8.      Nyeri di pelvis atau perineum


JADWAL KUNJUNGAN DI RUMAH
Kunjungan rumah dapat menjadi bagian dari layanan rumah sakit, dokter pribadi, departemen kesehatan masyarakat, atau suatu badan swasta yang khusus memberi layanan di rumah untuk pasien maternitas. Kunjungan dapat dilakukan sejak 24 jam  setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari ketiga setelah pulang ke rumah. Keputusan untuk memperpanjang kontrak kunjungan rumah setelah satu minggu akan dibuat sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga.
Selama kunjungan rumah, bidan melakukan pengkajian yang sistematis terhadap ibu dan bayi yang baru lahir untuk menentukan penyesuaian fisiologis dan untuk mengidentifikasi setiap komplikasi yang potensial.
Kunjungan rumah memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga didalam lingkungan yang alami dan aman.
Kunjungan
Waktu
Tujuan
Pertama
6-8 jam
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri


·        Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, serta merujuk jika perdarahan berlanjut
·        Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga cara mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri
·        Pemberian ASI awal
·        Melakukan bonding attachment
·        Menjaga bayi tetap sehat, cegah hipotermia
·        Petugas kesehatan yang menolong persalinan harus mendampingi ibu dan BBL 2 jam pertama pascapartum atau sampai keadaan ibu dan bayinya stabil

Kedua
6 hari pasca persalinan
·        Memastikan involusi uterus berjalan
·        Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
·        Memastikan ibu dapat makan, minum dan cukup istirahat
·        Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda penyulit
·        Memberi konseling mengenai asuhan bai, perawatan tali pusat dan perawatan sehari-hari.
Ketiga
2 minggu pasca persalinan

·        Sama seperti kunjungan ke-2
Keempat
6 minggu pasca persalinan
·        Menanyakan penyulit yang dialami
·        Memberi konseling KB secara dini


MANAJEMEN IBU POST PARTUM
1.      Dukungan
-         Masalah nyata/dicurigai
-         Dukungan emosi/psikologi pasutri/keluarga
-         Anjurkan  ibu untuk cuti
2.      Informasi dan konseling
-         Tentang asuhan pada bayinya
-         Tentang cara pemberian ASI
-         Tentang perubahan fisik ibu
-         Tanda-tanda infeksi
-         Bagaimana cara merawat dan menjaga kebersihan diri ibu dan menyembuhkan bekas luka
-         Informasi tentang hubungan suami istri
-         Penjelasan tentang alat kontrasepsi
3.      Rasa takut
-         Perasaan ibu yang menganggap dirinya tidak mampu untuk menjadi seorang ibu
-         Ibu merasa kehilangan hubungan yang erat dengan suaminya
-         Rasa takut ibu atas tanggung jawab mengasuh bayi.

PEMERIKSAAN FISIK YANG DILAKUKAN PADA IBU POST PARTUM
1.      Tanda-tanda vital
2.      Payudara
3.      Uterus
4.      Kandung kemih
5.      Genetalia
6.      Perineum
7.      Extremitas bawah
8.      Pengkajian psikologis dan pengetahuan ibu
9.      Instinc keibuan
10.  Reaksi ibu
11.  Kebutuhan ibu dalam masa nifas
12.  Rooming – in plan
13.  Pengetahuan ibu

Jadwal Pengunjung Rumah
1.      Kunjungan I
(6-8 jam setelah persalinan)
-         Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri
-         Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan
-         Konseling tentang HPP karena atonia uteri
-         Pemberian ASI awal
-         Bounding attacement
-         Mencegah hipormi pada bayi
2.      Kunjungan II
(6 hari setelah persalinan)
-         Observasi invulsio (uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada pendarahan abnormal dan tidak ada bau)
-         Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau pendarahan abnormal
-         Memastikan ibu menyusui dengan baik
-         Konseling mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari


3.      Kunjungan III
(2 minggu setelah persalinan)
-         Sama seperti kunjungan ke II (6 hari setelah persalinan)
4.      Kunjungan IV
(6 minggu setelah persalinan)
-         Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi alami
-         Memberikan konseling tentang alat kontrasepsi

TINDAKAN MANDIRI
1.      Kunjungan pada hari ketiga,  minggu ke dua, dan minggu keenam sapalah ibu dan keluarga dengan ramah.
2.      Tanyakan pada ibu/keluarga jika ada masalah / kekhawatiran tentang ibu dan bayinya
3.      Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi
4.      Pakai sarung tangan DTT bila melakukan kontak dengan darah / cairan tubuh
5.      Periksa, tanda vital, periksa payudara ibu amati tanda saluran ASI tersumbat/infeksi dan putting susu ibu, periksa infulsio dan lochea.
6.      Tanyakan apakah ibu meminum vitamin / Vit A sesuai ketentuan dan apakah persediaan cukup.
7.      Bila ibu anemia semasa hamil/mengalami pendarahan selama proses persalinan, periksa Hb pada hari ketiga dan nasehatkan agar makan makanan bergizi dan berikan tablet Fe.
8.      Berikan penyuluhan pada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, istirahat cukup dan cara merawat bayi.
9.      Periksa KU bayi, dan tanyakan pada ibu cara pemberian ASI (perhatikan apakah bayi menyusu dengan bayi)
10.  Periksa warna kulit bayi ikterus / tidak
11.  Nasehati ibu tentang pentingnya ASI eksklusif sedikitnya 4-6 bulan
12.  Bicarakan tentang KB
13.  Catat dengan tepat semua yang ditemukan
14.  Jika ada hal-hal yang tidak normal rujuk ibu dan bayi ke puskesmas / rumah sakit
15.  Jika ibu/ bayi meninggal, kematian harus diketahui sesuai dengan standar kabupaten / propinsi/ nasional.

POSTPARTUM GROUP
Asuhan Nifas
1.      Dukungan
-         Masalah nyata/dicurigai
-         Dukungan emosi/psikologis pasutri / keluarga
-         cuti
2.      Informasi dan konseling
-         Asuh anak
-         Beri ASI
-         Perubahan fisik
-         Tanda infeksi
-         Asuhan diri sendiri
-         Kebersihan dan penyembuhan
-         Sex
-         KB dan gizi
3.      Rasa takut
-         Dukungan dan dorongan perasaan tidak mampu, rasa kehilangan hubungan yang erat dengan suami
-         Asuh bayi
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu.
1.      Kebersihan diri
-         Kebersihan seluruh tubuh
-         Bersih alat kelamin – ajarkan
-         Ganti pembalut min 2 x / hari
-         Cuci tangan setelah bersihkan daerah kemaluan
-         Jika efis hindari sentuh daerah luka
2.      Istirahat
-         Istirahat cukup
-         Kegiatan rumah tangga biasa, istirahat bayi tidur
·        Penurunan jumlah produksi ASI
·        Perlambat involuasi pada perdarahan
·        Depresi ketidakmampuan rawat bayi dan diri
3.      Latihan
-         Diskusi pentingnya kembalikan otot perut dan panggul kembali normal, penurunan rasa sakit punggung
-         Senam nifas
4.      Gizi untuk ibu menyusui harus :
-         Konsumsi 500 kalori/hari
-         Makanan diet berimbang, protein, minum vitamin yang cukup
-         Minum 3 liter air / hari
-         Pil zat besi 40 hari post partum
-         Kapsul vitamin A (200.000 unit)
5.      Perawatan Payudara
-         Bersih, kering
-         BH menyokong
-         Putting susu lecet oleh colesterum / ASI, susui mulai yang tidak lecet
-         Lecet berat,  istirahat 24 jam keluarkan, beri susu gunakan sendok
-         Nyeri beri paracetamol 1 tab 4 – 6 jam
-         Bila payudara bengkak
·        Kompres basah dan hangat 5 menit
·        Urut dari pangkal ke putting / gunakan sisir dengan arah menuju putting
·        Keluarkan sebagian ASI dari bagian depan sampai putting lunak
·        Susukan bayi setiap 2-3 jam / keluarkan dengan tangan
·        Setelah selesai letakkan kain dingin
·        Payudara di keringkan
6.      Hubungan perkawinan / Rumah tangga
-         Secara fisik aman untuk mulai hubungan suami istri bila darah merah berhenti dan ibu bisa masukan 1-2 jari ke dalam vagina tanpa nyeri
-         Budaya tunda hubungan pasutri 40 hari – 6 minggu keputusan tergantung pasutri.
7.      KB
-         Jarak hamil 2 tahun
-         Metoda amenore laktasi (2 % risiko hamil)
-         Gunakan kontak aman bila haid lagi
-         Bila ingin KB lakukan konseling
-         Bila pasutri sudah tentukan metoda ketemu lagi 2 minggu, kalau ada ? / metoda bekerja dengan baik.

Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas pada bayi :
1.      Kebersihan
-         Basuh bayi dengan kain / busa 2 hari sekali
-         Bayi baru lahir tidak boleh di mandikan sepenuhnya sampai tali pusat kering dan ujung pusat sudah menyembuh.
-         Setiap bayi BAB dan BAK bersih dengan dengan sabun / air cegah infeksi
2.      Menyusui
-         Segera setelah lahir
-         Susu eksklusif
3.      Tidur nyamping / telentang jangan pakai BH
4.      Ujung tali pusat
-         Bersih kering
-         Cuci dengan sabun dan air
-         Lapor bidan jika merah + bau, keluar cairan
5.      Imunisasi
Minggu pertama, BCG, Polio, Hepatitis B.

Tindakan yang tidak bermanfaat
1.      Menghindari makanan yang berprotein ikan / telur
2.      Bebat perut padsa masa nifas (2-4 jam post partum)
3.      Penggunaan kantong es / pasir untuk berkontraksi
4.      Memisahkan bayi dengan ibu untuk masa yang lama pada jam pertama setelah lahir.

Perubahan  fisiologis masa nifas :
1.      Perubahan fisik
2.      Involuasi uterus dan pengeluaran lochia
3.      Laktasi
4.      Perubahan sistem tubuh lainnya
5.      Perubahan psikis

Kebijakan program nasional masa nifas
Kunjungan I (6-8 jam post partum)
-         Cegah perdarahan / atonia uteri
-         Deteksi penyebab lain perdarahan
-         Konsultasi cegah perdarahan pada ibu / keluarga
-         ASI awal
-         Hubungan ibu dan bayi baru lahir
-         Cegah hipotermi
Kunjungan II (6 hari post partum)
-         Kont, fundus, perdarahan normal, bau
-         Nilai tanda infeksi
-         Cukup makanan, cairan, istirahat
-         Konsultasi asuhan bayi, TP, jaga bayi tetap hangat, perawatan bayi sehari-hari
Kunjungan III (2 minggu post partum) = 6 hari post partum
Kunjungan IV (6 minggu post partum)
-         Penyulit ibu dan bayi
-         Konsultasi KB dini.

KESIMPULAN :
Melaksanakan manajerial asuhan kebidanan di komunitas baik di  rumah, posyandu dan polindes dengan fokus making pregnancy safer :
1.      Asuhan antenatal
-         Standar asuhan kebidanan
-         Standar alat
-         Manajemen ibu antenatal
2.      Asuhan intranatal
-         Standar pelayanan kebidanan
-         Persiapan bidan
-         Persiapan rumah dan lingkungan
-         Persiapan alat/bidan kit
-         Persiapan ibu dan keluarga
-         Manajemen ibu intranatal
Masa postpartum menurut Rustam Mochtar adalah masa pulih kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil yang lamanya 6-8 minggu.
Kunjungan rumah memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga didalam lingkungan yang alami dan aman